Pages

Selasa, 26 Februari 2013

REKAMAN BADAI MAGNIT DI STASIUN MAGNIT BMKG

  1. Pendahuluan
  2. Sumber medan magnet bumi ini terdiri dari tiga macam unsur medan magnet yang ada di bumi, yaitu :
    1. Medan Magnet Utama : Medan magnet utama bersumber dari dalam bumi dan medan magnet ini berubah terhadap waktu. Dalam teori magnetohidrodinamik yang dikemukakan oleh W.M. Elasasser dan E.C. Bullard, dinyatakan bahwa di dalam inti bumi terdapat aliran fluida yang terionisasi sehingga menimbulkan aksi dinamo oleh dirinya sendiri (Self-exiting dynamo action) yang dapat menimbulkan medan magnet utama bumi (Untung, 2001).
    2. Medan Luar : Medan luar bersumber dari luar bumi dan merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Sumbangan medan luar ini terhadap medan magnet bumi hanya sebesar kira kira 1% dari medan total. Matahari memancarkan arus tetap yang terdiri dari atom hydrogen terionisasi (proton) dan elektron yang menjalar melalui tata surya dengan kecepatan supersonik. Angin matahari yang muncul seperti ini berinteraksi secara kuat dengan medan magnet bumi yang menyebabkan terjadinya badai magnetik sehingga nilai medan magnet bumi mengalam perubahan
    Pada tanggal 7 - 8 Maret 2012, telah terjadi badai matahari sehingga mempengaruhi medan Magnet Bumi dan sampai dengan tanggal 9 Maret ini masih berlangsung. Perubahan ini telah terekam di Stasiun Pengamatan Magnet Bumi yang dimiliki BMKG, dari hasil rekaman stasiun Geofisika Kupang, Stasiun Geofisika Manado dan Observatorium Pelabuhan Ratu, telah terjadi perubahan variasi harian akibat dari badai magnit, perubahan Medan Magnet Bumi tersebut rata-rata sekitar 50 - 100 nT. efek dari Badai Magnit dapat mempengaruhi system komunikasi.


  3. Grafik Analisa
    1. Grafik Rekaman Stasiun Pengamatan Magnet Bumi di Stasiun Geofisika Kupang

    2. Tanggal 3 - 8 Maret 2012



    3. Grafik Rekaman Stasiun Pengamatan Magnet Bumi di Stasiun Geofisika Manado

    4. Tanggal 7 Maret 2012


      Tanggal 8 Maret 2012



    5. Grafik Rekaman Stasiun Pengamatan Magnet Bumi di Observatorium Pelabuhan ratu

    6. Tanggal 7 Maret 2012


      Tanggal 8 Maret 2012
::: @xf


  » Informasi lainnya...

REKAMAN BADAI MAGNIT DI STASIUN MAGNIT BMKG [9/3/2012]
Pada tanggal 7 - 8 Maret 2012, telah terjadi badai matahari sehingga mempengaruhi medan Magnet Bumi dan sampai dengan tanggal 9 Maret ini masih berlangsung. Perubahan ini telah terekam di Stasiun Pengamatan Magnet Bumi yang dimiliki BMKG, dari hasil rekaman stasiun Geofisika Kupang, Stasiun Geofisika Manado dan Observatorium Pelabuhan Ratu, telah terjadi perubahan variasi harian akibat dari badai magnit, perubahan Medan Magnet Bumi tersebut rata-rata sekitar 50 - 100 nT. efek dari Badai Magnit dapat mempengaruhi system komunikasi.


Peta Isomagnetik Epoch 2010.0 [5/4/2011]
Sejak tahun 1960, survey magnetik untuk setiap stasiun pengulangan sudah dilakuanoleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam catatan geofisika lima komponen geomagnetik dikoreksi untuk tahun epoch 2010.0. Kelima komponen magnetik tersebut terdiri atas komponen deklinasi (D), komponen inklinasi (I), komponen vertikal (Z), komponen horizontal (H) dan komponen magnet total (F). Keseluruhan data dikoreksi dengan base stasiun yang berada di stasiun geomagnetik Tondano, sebagai standarisasi 


LOKASI TITIK PENGUKURAN EPOCH [11/11/2010]
BMKG melakukan pengamatan magnet bumi secara berkala di titik-titik tertentu yang disebut sebagai repeat stations, setiap 5 (lima) tahun sekali. Jumlah repeat station saat ini ada 84 titik. Hasil pengukuran ini digunakan untuk memperbaharuhi peta iso-magnetic di Indonesia.


MAGNET BUMI [11/11/2010]
Pengamatan Magnet Bumi di Indonesia mulai dilakukan di Jakarta pada tahun 1866 oleh Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium, pada pemerintahan kolonial Belanda. Sistem peralatan yang digunakan untuk pengamatan pada saat itu masih menggunakan magnetograph foto. Pada saat ini BMKG melakukan pengamatan fenomena kemagnetan bumi di 5 stasiun, yaitu di stasiun Geofisika Tangerang (1964), stasiun Geofisika Tuntungan, Medan (1980), dan stasiun Geofisika Manado di Tondano (1990).

0 komentar:

Posting Komentar