Dr. Kristiantin, ketua Asosiasi Dyslexia bersama konsultan Dr. Purboyo pagi ini dalam salah satu program acara TV membahas mengenai Dyslexia. Nah sebelum ini saya sepertinya pernah mendengar istilah itu, tapi terus terang saya tidak mengerti apa artinya, heheee..Sehingga informasi ini sangat bermanfaat buat saya. Maka saya pikir tidak ada salahnya bila saya membagi apa yang baru saja saya mengerti untuk saudara-saudara saya yang mungkin belum pernah tau mengenai dyslexia. Menurut Dr. Purboyo, dyslexia adalah suatu kesulitan untuk mempelajari sesuatu yang spesifik, seperti mengenal huruf, mengerti atau memahami maksud bacaan, dan sejenisnya. Kata kuncinya disini yaitu sesuatu yang spesifik, karena penderita dyslexia memiliki keterbatasan pemahaman terhadap hal yang berbeda. Dyslexia ini menjadi salah satu kemungkinan terbesar penyebab kesulitan belajar pada anak (Learning Disability). Contoh dyslexia yang seringkali ditemukan adalah kesulitan anak untuk membaca, mengeja atau menulis. Biasanya penderita dyslexia melihat dan membaca atau menulis tulisan dengan terbalik-balik, misalnya membaca “Ibu” menjadi “ubi”, “kanal” menjadi “nakal” dan sejenisnya. Penderita dyslexia juga cenderung memiliki artikulasi atau cara pengucapan yang tidak jelas.
Dysleksia berasal dari bahasa Greek, yakni dari kata “dys” yang berarti kesulitan, dan kata”lexis” yang berarti bahasa. Jadi dysleksia secara harafiah berarti “kesulitan dalam berbahasa”. Dyslexia bukan penyakit akut, sifatnya genetik dan disandang seumur hidup dengan gejala yang nampak berbeda-beda pada beragam jenis umur. Sebelum anak bisa membaca, gejala dyslexia sudah bisa erdeteksi. Misalnya pengucapan dan artikulasi yang kurang sempurna, dan tidak bisa memilih kata dalam penggunaan. Dicontohkan oleh dr. Kristin penderita dyslexia mengucapkan: “Kolam renang itu tebal” alih-alih bermaksud menyampaikan bahwa kolam renang itu dalam.
sebenarnya apa yang terjadi pada penderita Dyslexia?
Penelitian terkini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan anatomi antara otak anak disleksia dengan anak normal, yakni di bagian temporal-parietal-oksipitalnya (otak bagian samping dan bagian belakang). Pemeriksaan functional Magnetic Resonance Imaging yang dilakukan untuk memeriksa otak saat dilakukan aktivitas membaca ternyata menunjukkan bahwa aktivitas otak individu disleksia jauh berbeda dengan individu biasa terutama dalam hal pemprosesan input huruf/kata yang dibaca lalu “diterjemahkan” menjadi suatu makna.
Adapun penyembuhannya dapat dilakukan dengan pemberian terminologi atau melalui kesabaran lingkungan sekitarnya dalam memberikan pemahaman (bisa orang tua, guru, dll) sehingga sedikit demi sedikit kemampuan anak dalam memahami suatu bacaan atau tulisan akan membaik.
Penderita dyslexia tidak berarti juga mengalami keterbelakangan intelegensia, karena biasanya penderitanya mempunyai level intelegensi yang normal bahkan sebagian diantaranya di atas normal. Ada beberapa tokoh dunia yang mengalami dyslexiaseperti Albert Einstein, Steve Job, Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, Lee Kuan Yew, dll. Nah jadi penderita dyslexia tidak perlu berkecil hati karena orang-orang besar pun ternyata juga menderita dyslexia.
Dyslexia bisa jadi baru disadari pada saat menginjak dewasa karena kemampuan memahami hal-hal khusus seperti tidak bisa membedakan kanan dan kiri
0 komentar:
Posting Komentar